Tips merawat kamera digital SLR.

>> Sabtu, 22 Mei 2010

Oleh : Andi Sucirta


Monday,4 May, 2009 viewed : 3254

Pada tahun 2004 ketika pertama kali saya membeli kamera digital SLR, secara rutin saya menyempatkan diri melakukan perawatan setelah kamera selesai dipergunakan. Hal ini berlangsung hanya beberapa minggu sebelum akhirnya saya disibukkan oleh kegiatan hunting yang terus menerus. Beberapa langkah perawatan kamera terlupakan dan berganti dengan kegiatan mentrasfer foto ke komputer dan proses seleksi/ editing foto. Akibatnya pada tahun 2007, kamera digital saya satu-satunya mengalami kerusakan termasuk juga muncul problem lensa kotor dan berjamur. Biaya perbaikan saat itu terbilang cukup mahal, walau sedikit terlambat pengalaman ini menyadarkan saya untuk kembali melakukan kegiatan perawatan kamera secara rutin. Rasa malas adalah musuh utama dalam melakukan perawatan peralatan fotografi. Sebenarnya kegiatan ini tidak memakan banyak waktu, tapi memiliki manfaat jangka panjang yang sangat baik jika terus dilakukan. Perawatan peralatan fotografi mutlak dilakukan agar dapat menjaga investasi kita sebagai fotografer kedepannya.

Berikut beberapa tips untuk merawat kamera digital SLR dan peralatan fotografi lainnya:

1. Merawat lensa.

Lensa merupakan jendela bagi mata untuk melihat dunia luar. Lensa merupakan elemen terpenting untuk dapat menghasilkan gambar yang baik. Beberapa langkah perawatan lensa adalah sebagai berikut:

a. Jangan menyentuh lensa secara langsung dengan jari. Untuk mengurangi kemungkinan ini terjadi, usahakan lens hood selalu terpasang. Lens hood juga akan melindungi bagian depan lensa dari benturan sekaligus mencegah munculnya flare pada cahaya frontal menuju lensa.

b. Pasang lens cap ketika lensa sedang tidak dipergunakan, hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terpapar dan menempelnya debu pada permukaan lensa.

c. Jika kegiatan membersihkan lensa diperlukan, maka mempergunakan peralatan pembersih yang baik sangat dianjurkan. Selalu pergunakan lens brush, lens blower , lens paper dan lens cloth yang baik.

Berikut beberapa langkah membersihkan lensa:

> Bersihkan bagian depan dan belakang lensa dengan lens blower terlebih dahulu. Tujuannya untuk menghilangkan partikel debu yang menempel. Jangan langsung membersihkan lensa dengan lens cloth atau lens paper sebab partikel debu yang ikut tergosok akan menyebabkan permukaan coating lensa akan tergores. Hal ini dapat berakibat munculnya gangguan permanen pada hasil foto.

> Beberapa partikel debu yang masih tetap menempel dapat juga dihilangkan dengan bantuan lens brush.

> Selanjutnya usap lensa secara lembut dan perlahan dengan lens cloth/ lens paper kering dengan gerakan memutar dari bagian dalam lensa menuju keluar.

> Jika dibutuhkan, cairan pembersih lensa/ lens cleaning fluid khusus dapat dipergunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran lensa yang agak membandel. Jangan meneteskannya langsung pada lensa, teteskan pada lens paperterlebih dahulu, lalu usap perlahan pada bagian lensa.

2. Merawat kamera.

Kamera merupakan peralatan fotografi kedua yang terpenting, disinilah tempat sensor kamera yang sangat sensitif.

Berikut beberapa langkah merawat kamera digital:

a. Merawat bagian luar kamera/ casing merupakan bagian yang biasa dilakukan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan masuknya kotoran ketika akan membersihkan bagian dalamnya. Debu dari luar akan mudah masuk kedalam, apalagi kalau kita sering berganti-ganti lensa.

> Bersihkan bagian luar kamera dengan blower terlebih dahulu, untuk beberapa debu yang masih menempel dapat dipergunakan brush.

> Selanjutnya pergunakan lens cloth atau dry cloth yang lembut untuk membersihkan beberapa bagian khusus kamera seperti LCD panel, viewfinder, dan flash hotshoe.

b. Setelah langkah diatas, dilanjutkan dengan merawat bagian dalam kamera. Bagian dalam kamera merupakan letak sensor kamera.

> Sebelum membersihkan bagian dalam kamera, pastikan bahwa perawatan ini dilakukan pada ruang yang bersih dengan penerangan yang cukup. Sebaiknya anda juga dalam kondisi yang bersih.

> Langkah pertama yaitu membersihkan mirror dengan blower atau blower brush. Kamera dipegang menghadap kebawah dan blower dipompa keatas, tujuannya agar partikel debu yang tertiup dapat turun kebawah mengikuti gravitasi.

> Selanjutnya membersihkan sensor. Untuk dapat melakukannya maka mirror harus di lock up terlebih dahulu. Pada beberapa kamera fitur ini disediakan dengan memilihnya dari menu kamera. Yakinkan baterai dalam kondisi cukup penuh ketika akan melakukan mirror lock up. Dimulai dengan menekan shutter release, maka mirror akan terangkat dan shutter terbuka., Dengan kamera yang dipegang menghadap kebawah (sensor menghadap kebawah), pompablower (blower tanpa brush) beberapa kali untuk meniup partikel debu yang mungkin menempel di sensor. Setelah selesai, matikan kamera untuk menyudahi fungsi mirror lock up.

> Jika sensor sangat kotor, anda dapat membersihkannya dengan cleaning kits yang memiliki swab sensor khusus. Dengan alat ini, kita membersihkan sensor secara fisik dengan melakukan swab/ smear pada kotoran yang menempel di sensor. Tindakan ini harus dilakukan dengan lembut dan hati-hati, jika tidak yakin sebaiknya serahkan kegiatan membersihkan sensor pada mereka yang profesional.

> NB. Jika tidak merasa yakin untuk melakukan kegiatan membersihkan bagian dalam kamera terutama sensor, sebaiknya serahkan kegiatan perawatan ini pada mereka yang professional. Dibandingkan dengan resiko yang mungkin timbul seperti kerusakan mirror, shutter, atapun sensor maka mencari bantuan mereka yang professional merupakan pilihan yang bijak.

3. Merawat baterai.

Baterai berfungsi sebagai sumber daya untuk menghidupkan kamera, perawatan yang baik dapat memperpanjang usia pemakaian baterai kamera. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Jangan membiarkan baterai terpapar suhu ekstrim diatas 43 C. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan permanen pada baterai. Letakkan baterai pada tempat yang sejuk dan kering.

b. Jangan mencharge baterai secara berlebihan, jika charger telah menunjukkan baterai terisi penuh segera cabut.

c. Charge baterai sebelum atau sesudah penyimpanan dalam jangka waktu lama. Dipakai ataupun tidak dipakai baterai akan mengalami proses pelemahan, agar tetap awet maka baterai perlu diisi kembali.

d. Lepaskan baterai dari kamera jika tidak sedang mempergunakannya dalam jangka waktu lama.

f. Jangan mencampur penggunaan baterai lama dan baru, termasuk mempergunakan baterai dengan merek yang berbeda-beda.

4. Merawat memory card dan accessories.

a. Memory card berfungsi sebagai media penyimpan data. Bisa berupa SD/ secure digital, CF/ compact flash, dan sebagainya. Perlakukan benda-benda ini dengan hati-hati, bentuknya yang kecil membuat mereka mudah sekali rusak. Untuk melindunginya, simpan selalu pada casing nya masing-masing jika sedang tidak dipergunakan.

b. Accesories kamera seperti lens filter, lens hood, flash dan lainnya perlu dirawat untuk tetap menjaga kebersihannya. Dudukan flash dan kontak baterai flash perlu dibersihkan secara berkala untuk menghindari penumpukkan kotoran.

5. Penyimpanan.

a. Kamera sebaiknya dihindarkan dari temperatur ekstrim yang sangat panas maupun sangat dingin. Hindarkan kamera dari kontak matahari langsung dalam jangka waktu yang lama. Jangan pernah menyimpanya dalam kondisi panas seperti didalam mobil atau dalam kondisi yang sangat dingin.

b. Ketika menyimpan kamera, jauhkan peralatan tersebut dari benda-benda yang memiliki medan magnet kuat. Medanmagnet dapat mempengaruhi sirkuit elektronik yang terdapat pada kamera digital.

c. Simpan kamera, lensa dan accessories lain dalam dry box yang memiliki alat pengatur kelembapan jika sedang tidak dpergunakan dalam jangka waktu yang lama. Atau simpan alat-alat tersebut pada suatu wadah khusus dengan disertakan silica gel untuk mengatur kelembapannya.

6. Merawat tas kamera.

Tas kamera merupakan media penyimpanan peralatan fotografi sewaktu berpergian. Dengan demikian perawatannya juga mutlak dilakukan agar mampu melindungi peralatan fotografi yang kita miliki. Tas yang kotor mengakibatkan peralatan didalamnya menjadi kotor. Berikut beberapa langkah perawatannya:

a. Setelah tas dipergunakan, keluarkan isinya lalu bersihkan bagian dalam dan luarnya. Agar hasilnya maksimal dapat dipergunakan vacum cleaner. Setelah pemotretan outdoor, partikel debu, kotoran dan pasir biasanya banyak terakumulasi sehingga perlu dibersihkan.

b. Cuci tas kamera dalam jangka waktu berkala, terutama setelah tidak dipergunakan untuk jangka waktu yang cukup lama.

Peralatan fotografi digital membutuhkan investasi dana yang tidak sedikit, sehingga perawatan mutlak harus dilakukan secara rutin. Perawatan yang baik akan mempertahankan kondisi perlatan fotografi kita untuk tetap bisa dipergunakan dengan baik, bisa dipergunakan dalam jangka waktu yang lama, dan tentunya dapat mempertahankan harga jualnya kembali. (Andi Sucirta)

Read more...

Tips Promosi Karya Fotografi di Internet.

Oleh : Andi Sucirta


Monday,25 May, 2009 viewed : 1457

Hasil akhir dari sebuah karya seni fotografi adalah foto itu sendiri. Karakteristik fotografi yang lekat dengan teknologi membuatnya cukup unik dibandingkan dengan cabang seni rupa lainnya. Media fotografi memungkinkan produktifitas karya yang lebih banyak, lebih mudah dan lebih singkat dalam artian kuantitas walau mungkin belum secara kualitas. Media publikasinya pun lebih beragam, mulai publikasi di galeri, buku, media massa, dan internet. Khusus publikasi melalui media internet akhir-akhir ini cukup meningkat tajam dengan berkembangnya fotografi digital.

Dampak publikasi karya seni fotografi di internet.

Dengan mempublikasi karya di internet berarti kita memperlihatkan kepada dunia tentang karya kita sekaligus siapa kita. Namun disisi yang lain mungkin juga muncul ekses negatif dimana seseorang mungkin saja mencuri karya foto yang dipublikasikan, mulai dengan meng copy, save as atau melakukan screen shoot di monitor. Alasan yang banyak dipergunakan untuk membenarkan tindakan tersebut yaitu sebagai referensi visual materi pembelajaran. Sebagian besar orang mungkin tidak mempermasalahkan untuk tujuan yang satu ini. Namun hal yang berbeda akan terjadi ketika seseorang mencuri, secara sengaja dan tanpa hak mempergunakan sebuah karya foto untuk kepentingan komersial, misalnya mencetak foto hasil curian untuk dijual. Kasus yang sedikit lebih susah untuk membahasnya ketika sebuah foto misalnya di copy untuk dilukis atau dibuat ilustrasinya.

Foto Water Symphony karya Andi Sucirta

Gambar 1. Karya foto Water Symphony 2005.

Lukisan dari foto Water Symphony karya Andi Sucirta

Gambar 2. Karya lukis yang mirip dengan foto Water Symphony, difoto di pasar seni Sukawati, Bali.

Yang kita bicarakan diatas merupakan tindakan pencuriaan terhadap karya foto yang jelas-jelas merupakan tindakan ilegal. Hal rumit lain sebagai ekses publikasi antara lain tentang pencurian ide ataupun konsep karya khusus untuk ditiru. Permasalahan ini justru terletak diwilayah abu-abu yang mungkin tabu untuk dibicarakan oleh sebagian orang. Alasan yang sering diungkapkan yaitu "tidak ada ide yang baru didunia ini" atau meniru sebagai proses pembelajaran. Ceritanya akan kembali berbeda jika seseorang melakukannya secara sengaja dan meniru untuk memperoleh keuntungan secara komersil.

Secara pribadi, pada awal menekuni fotografi saya tidak menapik bahwa pernah melalui proses meniru. Beberapa karya foto menjadi inspirasi dan beberapa fotografernya menjadi inspirator, dengan berjalannya waktu pengaruh tersebut dikembangkan untuk membentuk karakter sendiri. Solusi saat ini untuk membahas tiru meniru yaitu dimana orang yang karyanya ditiru, senang tidak senang, dipaksa atau sukarela diminta berbesar hati oleh keadaan untuk mengatakan kalimat "syukur foto saya bisa menginspirasi banyak orang dan silakan tiru", atau anda berpendapat lain jika karya anda ditiru? Jika Leonardo Da Vinci masih hidup dan dia melihat lukisan Monalisa ada dimana-mana, apakah dia akan mengatakan "he! Mereka meniru lukisan saya" atau dia mengatakan "hemm, senyum Monalisa ternyata menginspirasi dunia"?

Publikasi karya seni di internet dengan lebih aman dan bermanfaat.

Kita tidak akan memperpanjang membahas dampak negatif publikasi di internet, namun dengan pikiran positip kita berusaha melihat kedepan tentang bagaimana cara melakukan publikasi karya foto dengan aman dan bermanfaat sehingga orang bisa melihat dan mengetahui siapa kita. Fakta terpenting tentang publikasi di internet yaitu seberapa besar ukuran foto atau seberapa besar resolusi sebuah foto tetap saja sebuah foto bisa dicuri dan dipergunakan untuk kepentingan yang merugikan kita. Pertanyaanya kemudiaan, bagaimana cara melindungi karya foto dari pencuriaan? Jika ingin garansi 100% maka jangan pernah mempublikasikan karya tersebut dimanapun. Jangan pernah dipajang di galeri (orang bisa memfoto dengan kamera hp), jangan pernah diberikan kepada orang lain, jangan pernah dicetak di buku atau majalah (orang bisa menscan foto) dan jangan pernah mempublikasikannya di internet. Jika ini kita lakukan apakah orang akan mengetahui karya kita dan tahu siapa kita? Tentunya kita singkirkan kemungkinan mempergunakan cara ini.

Lalu bagaimanakan cara untuk mempublikasikan karya di internet dengan lebih aman dan bermanfaat? Atau bagaimanakah cara untuk mempersulit orang mencuri karya foto dari internet?

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan agar publikasi lebih aman dan bermanfaat:

* Hanya mempublikasikan resolusi kecil dari karya foto.

Publikasi foto di internet biasanya hanya membutuhkan resolusi sebesar 72 dpi. Dengan resolusi ini, foto akan terlihat baik di monitor namun akan berkualitas buruk jika dicetak atau diperbesar sehingga mengurangi nilai jualnya jika dicuri.

* Memberi watermark pada foto.

Memberi watermark pada foto juga merupakan pilihan yang cukup sulit untuk dilakukan oleh sebagian orang.Watermark dipandang mengganggu tampilan foto secara keseluruhan. Namun menimbang manfaatnya, keberadaanwatermark dapat mengurangi keinginan orang untuk mencuri. Watermark bisa berukuran besar atau kecil, diposisikan ditengah atau dipinggir. Tata letak dan ukurannya disesuaikan saja sehingga nilai estetis karya foto tetap terjaga.

Contoh foto dengan watermark karya Andi Sucirta

Gambar 3. Contoh foto dengan watermark disisi kanan atas.

* Memilih tempat dan waktu publikasi foto di internet yang tepat.

Ruang untuk mempublikasikan karya foto di internet sangat banyak mulai dari website-website fotografi, website jejaring sosial, hingga blog yang tumbuh bagai jamur di musim hujan. Sebelum memutuskan untuk mempublikasikan karya pada tempat-tempat tersebut sempatkan membaca syarat penggunaan web tersebut dalam term and privacy policy.

Dalam memilih tempat publikasi di internet usahakan jangan hanya mempertimbangkan kemudahan operasional website nya saja, tapi pikirkan juga bagaimana website tersebut berusaha memberikan tindakan pengamanan terhadap karya-karya foto anggota atau penggunanya. Beberapa web menyediakan sarana watermark otomatis dan beberapa lainnya mencantumkan peringatan tentang copyright. Ada beberapa website fotografi yang juga mempunyai komunitas pengguna dengan mekanisme kontrol sosial yang cukup baik terhadap tindakan-tindakan illegal pelanggaran copyright, hal ini juga dapat dijadikan pertimbangan untuk memilih tempat publikasi.

Selain masalah tempat publikasi, pikirkan juga waktu publikasi. Apakah foto tersebut sudah layak untuk dipublikasikan atau belum? Karena publikasi juga menyangkut pencitraan kita sebagai seorang seniman foto.

Strategi dan perencanaan publikasi karya foto.

Hal yang sering dilupakan orang sebelum mempublikasikan karya foto yaitu masalah merencanakan mempublikasikan karya. Beberapa orang sering hanya berpikir cepat-cepat mempublikasikan/ mengupload karya setelah selesai berkreasi, mereka melupakan apakah akan memperoleh manfaat dari publikasi tersebut atau tidak? atau mempublikasi karya hanya sebatas menjalankan ego untuk memperoleh pujian.

Dalam proses pembelajaran manfaat publikasi di internet salah satunya yaitu untuk mendapat feedback dari anggota atau pengguna internet atau website lainnya sehingga diharapkan bisa memperoleh masukan yang positip untuk proses berkarya kedepannya. Bagi mereka yang serius dan profesional, mereka juga akan memikirkan tentang dapatkah publikasi yang dilakukan memberikan pengakuan atas hasil kreatifitasnya? termasuk juga apakah publikasi tersebut akan memberikan nilai komersial baginya atau tidak?.

Media publikasi juga berperan sebagai bukti otentik tentang karya dan kreatifitas seorang seniman. Tiap-tiap media memiliki nilai keuntungan dan kerugiannya masing-masing yang berdampak pada pencitraannya sebagai seorang seniman.

Sebagai contoh, seorang seniman foto yang telah menyelesaikan proyek kreatifitasnya memilih mempublikasikan karyanya serentak dalam sebuah pameran foto yang disertai peluncuran buku karya fotonya. Pameran dan buku tersebut merupakan sebuah pengakuan resmi dan sebagai bukti otentik tentang proses kreatif sang seniman selain karya seni itu sendiri. Melalui tindakan tersebut, seniman juga bisa memperoleh keuntungan secara komersial melalui penjualan buku atau karya-karyanya dipameran. Publikasi di internet dibutuhkannya kemudian dengan materi secukupnya untuk kepentingan pemasaran.

Contoh yang berbeda misalnya dilakukan oleh fotografer wedding/ prewedding yang justru mempublikasikan karya-karya foto terbaiknya pada portofolio pribadi di internet. Publikasi karya-karya terbaiknya atau terpilih diinternet dipandang lebih efektif untuk menarik keinginan klien mempergunakan jasanya dan relatif lebih murah dibandingkan dengan publikasi melalui brosur atau pameran.

Contoh publikasi pada katalog salon dan majalah online dari karya Andi Sucirta

Gambar 4. Contoh publikasi di buku katalog salonfoto dan publikasi di majalah online.

Dalam publikasi karya maka hal terpenting yaitu timing atau waktu, apakah karya ini sudah saatnya untuk dipublikasikan atau belum? Timing akan menentukan seberapa banyak kita akan memperoleh manfaat dari publikasi tersebut. Yang tidak kalah penting yaitu tentang memilih tempat yang tepat untuk mempublikasikannya. Jadi intinya publikasi menyangkut kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana kita mempublikasikan karya foto tersebut. Hal ini berlaku untuk publikasi disemua media; galeri, internet, majalah, buku, pameran, lomba foto, dan sebagainya. Strategi dan perencanaan juga berlaku untuk berbagai kepentingan publikasi karya foto, apakah untuk pembelajaran, memasarkan karya foto, portfolio, dan lain-lain.

Publikasi karya foto di internet kedepannya merupakan sebuah kebutuhan bagi seorang seniman foto. Kebutuhan yang dilandasi dengan kepentingan untuk memperoleh manfaat bagi seniman itu sendiri. Dalam UU HAKI, hak cipta pada karya foto seorang fotografer telah melekat ketika shutter di pencet dan akan semakin kuat lagi ketika foto tersebut telah dipublikasikan. (Andi Sucirta - Bali)

Read more...

Kalimat-kalimat bijak fotografer dunia

Oleh : Andi Sucirta

Photo speaks a thousand words begitulah kalimat yang sering kita dengar ataupun ucapkan sebagai fotografer. Sejak teknologinya dikembangkan pertama kali di Perancis telah lahir banyak fotografer-fotografer besar dunia. Tidak hanya oleh foto mereka yang berbicara, tapi juga oleh apa yang menjadi pikiran dan ucapan mereka. Teknologi boleh berubah tetapi pikiran dan kalimat bijaksana yang mereka ucapkan tidak lekang oleh waktu.

Berikut beberapa kata bijaksana tersebut yang saya kumpulkan dari beberapa sumber:

"The best images are the ones that retain their strength and impact over the years, regardless of the number of times they are viewed."

Anne Geddes

"Character, like a photograph, develops in darkness."

Yousuf Karsh

"Every other artist begins with a blank canvas, a piece of paper…the photographer begins with the finished product."

Edward Steichen

"If the background doesn’t work together with your main subject, you won’t have a good picture."

Mary Ellen Mark

"Within every man and woman a secret is hidden, and as a photographer it is my task to reveal it if I can."

Yousuf Karsh

"Light glorifies everything. It transforms and ennobles the most commonplace and ordinary subjects. The object is nothing, light is everything."

Leonard Missone

"I find the single most valuable tool in the darkroom is my trash can."

John Sexton

"There is a vast difference between taking a picture and making a photograph."

Robert Heinecken

"Which of the photographs is my favorite? The one I’m going to take tomorrow."

Imogen Cunningham

"Once the amateur’s naive approach and humble willingness to learn fade away, the creative spirit of good photography dies with it. Every professional should remain always in his heart an amateur"

Alfred Eisenstaedt

"I have often thought that if photography were difficult in the true sense of term-,meaning that the creation of a simple photograph would entail as much time and effort as the production of a good watercolor or etching-There would be a vast improvement.in total output. The sheer ease with which we can produce a superficial image often leads to creative disasters"

Ansel Adams

Secara pribadi beberapa kalimat tersebut berusaha terus saya ingat dan pahami berulang-ulang. Walaupun menempuh jalan berkelok-kelok dalam menekuni fotografi, kalimat tersebut akan selalu menjadi titik terang yang menunjukkan arah untuk berbuat lebih baik.

Read more...

TIPS PEMOTRETAN MAKANAN

BY HERRYTJIANG - www.camera.co.id

Pemotretan Makanan akan diangkap sukeses jika dapat membuat makanan yang akan difoto menjadi lebih menarik dan lebih
Pemotretan makanan atau food photography juga termasuk didalamnya adalah Minuman , dan merupakan tantangan bagi photographer untuk dapat memunculkan foto yang menarik
Tipsnya adalah :
1. Photographer harus mengetahui makanan / minuman apa yang akan di foto , siapkan konsep yang jelas
2. Tools yang mendukung untuk pemotretan tersebut seperti
a. Alat penjepit /pinset
b. Tusuk gigi
c. Gunting / cutter
d. Tissue
e. Mentega / Glisterin
f. Blue tack
g. Kotak kecil
h. Kuas untuk kue atau buat melukis
i. Jarum
j. Pernik kitchen (garpu , sendok, pisau kecil)
k. Dew spray Property pendukung lainnya (pernik pernik untuk minuman dan makanan buah buahan dummy)

3. Peralatan Photography yang cukup memadai
a. Kamera SLR
b. Lensa Macro jika ada
c. Filter ND 8 ( untuk 3 stop)
d. Lampu studio
e. Tripod

Teknis pemotretan
1. Siapkan perlengkapan photo
2. Siapkan garnish pemotretan (seperti daun , tomat , paprika , atau barang yang menarik perhatian tetapi tidak mendominasi)
3. Perhatikan DOF (deep of field)
4. Tentukan Titik focus , for ground , back ground
5. Check lighting (sesuai dengan konsep yang diinginkan)
6. Pemotretan siap dilakukan biasa gunakan F besar untuk mendapatkan effect blur gunakan juga ND filter jika belum didapat f besar
7. Lakukan pemotretan dengan beberapa angle photo dan jika sudah merasa bagus dengan angle foto tersebut fokuskan pada variasi garnish dan object yang difoto

Tips lainnya
1. Photographer diharapkan memiliki taste untuk memasak atau setidaknya memiliki kemampuan untuk memotong mendecor makanan tersebut
2. Banyak melihat foto dan majalah makanan dan minuman
3. Bekerjasam dengan baik dengan koki / juru masak
4. Tanyakan pada client nya konsep seperti apa yang diinginkan


SELAMAT MENCOBA

2010-03-05

Read more...

Memotret Acara Panggung (Stage)

Oleh: Anif Putramijaya









Bermula dari sekedar ingin mengabadikan acara2 panggung yang diadakan oleh salah satu stasiun TV swasta, yaitu SCTV Award,akhirnya jadi keterusan menyenangi stage fotografi ini.
Ada Panasonic award, Indonesian Idol, Asian Idol dll.


















Dengan berbekal DSLR Canon 30D, 5D, dan lensa Canon 24-70/f2.8,70-200/f2.8 IS & 135mm/f2 saya mencoba mengabadikan moment2 di stage/panggung yang cukup menarik dan bagus

Usahakan posisi kita saat di suatu acara bisa mendapatkan angle yang bisa frontal dengan object yang akan kita ambil

Seperti ditengah \\\\\\\"Festival\\\\\\\" atau minimal tunggu sang object saat menghadap ke lensa kita
Juga Tetap mengusung kaidah biar foto yang berbicara,
Jangan lupakan komposisi dan element2 penunjang foto lainnya
Jikalau ada tulisan di layar suatu acara, akan sangat sekali membantu kita mendapatkan foto yang berbicara
Jikalau objectnya sedang bernyanyi, jangan sampai raut wajahnya terhalang sama microphone ataupun benda2 lainnya
Kalau mau seluruh badannya tercapture didalam frame, usahakan ada bidang pembanding/background ataupun pemain musiknya sekalian
Kalaupun ingin lebih close up dengan object, tetap berpegang kaidah estetika dalam mutilasi di fotografi
jangan sampai tangan,kaki, siku, kuping ataupun bag tubuh lainnya terpotong, tapi tidak enak dilihatnya




























Kendala yang utama saat pemotretan adalah lightingnya yang selalu berubah2 dari redup ke terang dan sebaliknya,
Saya selalu memakai manual mode dengan men set speed di antara 1/250 s/d 1/500 dan apperture di bukaan terlebar f/2.0 (untuk lensa 135mm/f2)atau f/2.8 pada lensa 24-70 dan 70-200 tele. Serta tidak lupa untuk selalu melihat /menjaga jarum meteringnya antara -1/3 s/d -1 waktu eksekusi, caranya dengan menaikkan/menurunkan ISO jikalau diperlukan (tergantung kondisi cahaya saat itu).



Untuk foto group, saya rubah apperturenya menjadi f4-5.6 agar ruang ketajamannya bisa merata.






Foto panggungnya sendiri, merupakan keindahan lainnya bisa terlihat seperti pesawat UFO dengan lampu sorotnya yang sedang menurunkan penumpangnya,...di foto ini saya menggunakan apperture f/4 karena tidak ada benda yang dekat dengan saya, dan selain karena speednya sudah sangat rendah sekali di 1/20 sec, ISO saya pertahankan di ISO=400 agar kualitas gambarnya tidak menurun.






Dan jangan lupa, disetiap acara Award2 biasanya akan hadir artis2 ibukota yang selalu bergaya diluar panggungnya dan ekspresi mereka bagus untuk di candid...











Atau tokoh2 nasional/pejabat,.. dll,...












Read more...

Tips Memotret Anak

Oleh: Erwin Rizaldi


Expresi anak adalah keajaiban, mood apapun yang terpancar dari wajahnya atau bahasa tubuhnya akan membuat kita sebagai orang tua terpesona dan terkagum-kagum. Mereka seolah punya dunianya sendiri yang tidak bias dimasuki oleh orang dewasa. Dunia inilah yang membuatnya begitu khusus, tidak bias ada paksaan bagi mereka yang ada hanyalah pendekatan yang mendekati cara di dunia mereka tersebut.

Dengan kondisi tersebut di atas, maka mengabadikan expresi anak dalam dunianya ke dalam foto menjadi khusus juga, pendekatanya harus menggunakan pendekatan dunia mereka dan untuk alasan itu saja, foto anak mempunyai tantangannya sendiri.

Tulisan ini sekedar sharing saja karena merupakan pengalaman saya pribadi, yang mungkin saja tidak pas jika dilakukan oleh orang lain, tetapi seperti halnya hukum dalam fotografi yang mengatakan tidak hukum yang pasti, yang ada hanyalah panduan, maka mudah-mudahan artikel ini bias menjadi panduan bagi rekan-rekan yang tertarik untuk memotret anak sehingga hasilnya bisa lebih baik lagi.

1. Persiapkan Setup lampu dan property sebelum pemotretan dilakukan.

Mood anak sangat tidak terduga, ia bisa berubah kapan saja, untuk itu jangan habiskan waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya ketika anak sudah siap untuk difoto. Manfaatkan mood anak sebaik-baiknya. Semua property seyogyanya telah siap ketika diperlukan.

2. Fotolah anak ketika anak telah cukup tidur dan cukup makan

Ketika anak dalam kondisi segar, maka ia akan sangat ceria, hampir bisa dipastikan ia akan bersahabat dengan siapa saja selama kita bias bersikap bersahabat dengannya. Ajaklah dia bermain selama sesi pemotretan dilakukan, apa saja yang bisa membuatnya senang, lakukanlah, bila perlu berlakulah seperti badut ha ha ha.

3. Gunakan kostum/pakaian yang simple

Jika berhubungan dengan clien beri masukan tentang pakaian yang dimaksud tetapi jika sudah terlanjur, gunakanlah background yang sesuai dengan pakaian tersebut, panduan yang bisa digunakan adalah gunakan warna/motif yang senada dengan pakaiannya sehingga wajah menjadi lebih menonjol. Topi kadang bisa menjadi property yang sangat membantu untuk memperkuat foto.

4. Buat anak senyaman mungkin

Jika anak nyaman akan memberikan bahasa tubuh yang nyaman, dan jika bahasa tubuh sudah nyaman hampir dipastikan foto yang akan dihasilkan akan bagus. Penggunaan boneka atau mainan kecil yang disukai anak akan membantu memberikan kenyamanan itu, disamping berfungsi sebagai property yang berguna. Panduannya adalah boneka atau mainan itu jangan terlalu mencolok atau terlalu besar.

5. Gunakan Tripod

Saya selalu mengunakan tripod untuk memotret apapun, alasannya simple, saya bisa mengatur dan memperbaiki kekurangan kecil pada subject (anak) tanpa mengubah posisi kamera. Posisi kamera berubah berarti focusing berubah, dll.

6. Fokus…Fokus…Fokus…

Inilah saat yang paling menentukan, terlambat melakukan focus berarti kehilangan momen atau expresi yang mungkin tidak akan datang lagi (ingat mood anak sangat terbatas waktunya). Saya lebih prefer untuk melakukan focus manual tetapi bagi yang suka Auto Fokus, lakukan pre-Focus lalu tahan sampai mendapat momen yang tepat. Secepat-cepatnya auto focus lensa bekerja tetap akan butuh waktu dan itu sudah cukup untuk menghilangkan kesempatan mendapatkan momen yg di nanti.


7. Menunggu

Inilah seninya memotret anak, Menunggu. Kita bisa ajak anak bermain atau biarkan asisten atau ayah ibunya, dan sebagai tugas utama fotografer di sini adalah menunggu, ketika momen itu datang….Cekrek… voila… segala jerih payah terobati sudah. Itulah sebabnya saya prefer manual focus, sebab kapan saja harus menekan shutter, saat itu pula akan terjadi, lain dengan auto focus, iya kan? he he he

8. Gunakan lensa standar atau medium zoom.

Distorsi kadang artistic, tapi tidak semua orang tua senang anaknya jadi terlihat aneh, apakah kakinya lebih besar atau kepalanya lebih lonjong, disamping itu penggunaan lensa standard dan medium zoom memberikan jarak yang cukup sehingga anak tidak merasa terintimidasi

9. Perlihatkan hasilnya pada orang tuanya atau anak yang difoto

Hal kecil yang bisa memberikan semangat dan masukan untuk hasil foto yang lebih bagus.

Ada banyak panduan lain yang bagi tiap orang mungkin berbeda, sehingga pada akhirnya kebiasaan pribadilah yang menentukan cara apa yang paling cocok untuk dilakukan. Semoga artikel ini memberikan masukan yang berguna bagi semua yang membaca.



2010-04-28

Read more...

Mengenal karakter cahaya untuk outdoor portraiture

Oleh : Erwin Rizaldi

Kita semua paham bahwa cahaya adalah sahabat yang harus betul-betul dimengerti oleh setiap fotografer, tidak meng-enakan memang jika bersahabat hanya harus mengerti tanpa bisa dimengerti he he he, tapi jangan salah, sekali kita mengerti sahabat kita yang satu ini, dia akan memberikan hasil yang mampu membuat kita terkagum-kagum, betapa indahnya foto yang telah kita buat.

Berbicara tentang cahaya (outdoor) tidak akan terlepas dari tiga hal, yaitu: warna cahaya, intensitas cahaya dan arah cahaya. Tetapi sebelum kita melangkah lebih jauh, saya mau membatasi tulisan ini kepada pengaruh ketiga hal itu untuk pemotretan orang (portraiture) tanpa menggunakan bantuan alat tambahan, seperti reflector, screen atau lampu. Tulisan ini juga tidak ditujukan untuk pemotretan landscape, human interest ataupun genre fotografi lainnya, meskipun prinsip-prinsip yang dipakai mempunyai kesamaan. Pembatasan ini saya fikir penting agar kita bisa fokus pada pemahaman, pengaruh apa yang dihasilkan olehnya dan bagaimana memanfaatkannya. Memanfaatkanya berarti bagaimana kita memposisikan orang sebagi subject utama foto kita pada posisi yang tepat relatif kepada matahari sebagai sumber cahaya utama, sehingga apa yang kita inginkan atau imajinasikan dari pemotretan ini bisa didapat secara memuaskan.

Warna cahaya adalah spetrum warna yang melekat bersama gelombang cahaya sehingga memantulkan warna tertentu pada subject yang terkena cahaya tersebut, pada pagi dan sore hari pantulan cahaya matahari pada subject akan meninggalkan warna kemerahan ketika tertangkap oleh kamera sedangkan pada siang hari, cahaya matahari yang terpantul pada subject akan meninggalkan warna abu-abu. Kondisi ini bisa digambarkan pada skema warna cahaya di bawah ini:

Skema 1. Warna cahaya pada rentang satu hari.

Dari skema tersebut jelas terlihat perubahan warna cahaya dalam rentang satu hari, warna Fajar berwarna merah didapatkan ketika matahari berada di batas horizon, antara jam 5 sampai jam 6, warna pagi cenderung orange berkisar antara jam 6 sampai jam 8, warna menjelang siang agak kekuningan berkisar antara jam 8 sampai jam 10 dan warna siang cenderung abu-abu antara jam 10 sampai jam 14. Lalu warna kembali berubah seperti semua dalam rentang waktu yang kira-kira sama ke arah malam hari lagi. beberapa contoh foto berikut mungkin bisa memperkuat perbedaan warna cahaya yang terjadi pada rentang waktu tersebut. namun karena keterbatasan foto yang saya miliki, tidak semua bagian dalam rentang waktu tersebut yang bisa diberikan contohnya.


Gambar 1, foto diambil pada pagi hari, sekitar jam 7 pagi, bisa kita lihat dari bayangan yang tercipta bahwa cahaya matahari langsung mengenai subject dan meninggalkan warna agak oranye. gambar 2 di ambil pada siang hari, warna yang tercipta terlihat agak abu-abu dan sedikit pucat sedangkan gambar 3 diambil pada sore hari sekitar jam 5 sore hari, cahaya matahari tidak langsung mengenai subjek tetapi warna yang ditinggal tetap agak kemerahan. Dalam fotografi, warna yang agak kemerahan dikenal dengan warna hangat (Warm) sedangkan warna yang agak kebiruan dikenal dengan warna dingin (Cool). Warna yang tertinggal tersebut sejatinya bisa dinetralisir dengan penggunan filter atau White Balance, tetapi ada sebagian fotografer yang lebih senang terlihat apa adanya karena cast warna tersebut memberikan mood tersendiri bagi fotonya.

Intensitas cahaya berhubungan dengan keras atau lembutnya cahaya, semakin tinggi matahari bersinar maka akan semakin keras cahayanya dan kondisi ini akan membuat perbandingan antara cahaya langsung yang memantul pada subject yang menghasilkan bidang terang (Hightlight) dengan bayangan yang dihasilkan (Shadow) akan semakin tinggi rasionya. Atau dengan kata lain semakin keras bayangan yang dihasilkannya. Sebaliknya semakin rendah matahari bersinar maka akan semakin lembut cahayanya dan dengan sendirinya rasio highlight dengan shadow akan semakin kecil. Semakin tinggi rasio antara shadow dan hightlight maka akan semakin riskan foto kita, karena salah satu di antaranya, entah itu highlight atau shadow harus kehilangan detailnya dan ini sangat tergantung dengan dynamic range kamera yang kita gunakan.

Saat matahari rendah kita bisa langsung memotret orang dengan langsung terkena sinar matahari tetapi pada saat matahari tinggi kita tidak akan bisa menghasilkan foto yang bagus tanpa menggunakan peralatan tambahan, atau dengan menempatkan subject berada dibalik sesuatu seperti pohon atau atap juga sehingga cahaya matahri tidak langsung mengenai subject atau bisa dengan menunggu datangnya awan. Awan bisa berfungsi sebagai softbox besar yang membuat cahaya menjadi sangat lembut yang merata namun foto akan terasa datar/flat.

Arah cahaya berhubungan dengan datangnya sumber cahaya mengenai subjek foto, berhubungan dengan penempatan subject pada datangnya sina matahari. Arah cahaya sangat berhubngan dengan intensitas cahaya karena pada cahaya yang terlalu keras kita tidak bisa menempatkan subject secara langsung terhadap sinar matahari karena kontrasnya terlalu tinggi, artinya harus ada bagian entah itu shadow atau highlight yang dikorbankan. beberapa gambar berikut mungkin bisa menjelaskan lebih jauh tentang pembahasan ini.

Pada Gambar 4, kita lihat efek yang dihasilkan oleh intensitas cahaya yang keras dari sinar matahari yang sudah cukup tinggi, cahaya tersebut membentuk bayangan hitam yang menghalangi sebagian wajah dan terutama mata, disamping expresi silau yg diperlihatkan oleh orang tersebut. Pada Gambar 4A, kondisinya kurang lebih sama, hanya pada foto ini untuk mengurangi shadow pada muka maka exposure harus dinaikan, akibatnya foto secara keseluruhan menjadi Over Exposure Dapat kita lihat, pada kondisi seperti itu, foto yang dihasilkan sungguh tidak nyaman untuk dinikmati. Sekarang kita lihat pada foto 5, foto tersebut diambil pada lokasi yang sama dengan foto 4 dan pada waktu yang berdekatan, tetapi saat foto ini diambil, ada awan menutupi matahari sehingga cahaya menjadi merata dan lembut. Perhatikan, tidak ada lagi shadow yang keras seperti pada gambar 4, seluruh bagian subject dikenai cahaya yang sama sehingga hampir tidak ada shadow yang tercipta. Pada gambar 7, masih pada lokasi yang sama dan waktu yang juga hampir bersamaan, tetapi subject dipindahkan ke bawah dinding sehingga cahaya matahari tidak langsung mengenainya, bayangan keras tidak lagi terlihat. Gambar 8, memperlihatkan ketika matahari sore, meskipun subject terkena langsung oleh cahaya matahari namun bayangannya tidak terlalu keras sehingga bisa ditolerir dan masih masuk ke dalam range rasio shadow/highlight.

Memanfaatkan sumber cahaya matahari sebagai main light untuk portrait.

Setelah mengetahui karakter cahaya tersebut, maka langkah selanjutnya adalah memanfaatkannya untuk membentuk light pattern (efek pencahayaan) untuk pemotretan orang (portraiture), Light pattern hanya akan tercipta jika ada cahaya utama yang mengarah langsung ke subject. Cahaya yang rata akibat kondisi berawan seperti gambar 6, tidak akan menghasilkan light pattern. kalau dipersingkat maka formulanya akan seperti ini: Light pattern bisa tercipta jika rasio Highlight/Shadow 1:2 atau lebih. kondisi flat berarti rasionya 1:1. Seperti yang kita ketahui, dalam pemotretan orang ada beberapa jenis efek pencahayaan, yang dibagi berdasarkan arah jatuhnya cahaya yang membentuk bayangan pada wajah, yaitu:

Loop lighting
Rembrant lighting
Split lighting
Butterfly/Glamour Lighting
back lighting
Kelima efek itu bisa saya gambarkan ke dalam diagram berikut ini:


Loop lighting, cirinya adalah terjadinya bayangan hidung yang jatuh di atas bibir dan tidak menyatu dengan bayangan pipi, jenis pencahayaan ini dapat digunakan pada wanita maupun pria. Catatan: Untuk anak-anak pria dan wanita tidak menjadi soal.

Efek pencahayaan ini bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 45-50 derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari kira-kira sudah lewat kepala (lihat skema).


Pada gambar 9/9A, bayangan terbentuk halus akibat cahaya yang mengenainya tidak terlalu keras, tapi masih bisa kita lihat bayangan hidung jatuh di atas bibir dan tidak menyatu dengan bayangan pipi. Pada gambar 10, kondisi bayangan terlihat lebih tegas karena cahaya yang mengenainya lebih keras dari gambar sebelumnya.

Rembrant lighting, cirinya adalah bayangan membentuk segitiga di bawah satu mata, jenis pencahayaan ini lebih sering digunakan pada pria karena bisa memberikan kesan maskulin dan sedikit misterius. Efek pencahayaan ini bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 60-70 derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari kira-kira sudah lewat kepala. Gambar 12/12A bayangan yang terbentuk sangat halus akibat cahaya yang tidak terlalu keras, sedangkankan gambar 11 bayangan yang terbentuk cukup tegas sehingga bisa dilihat dengan jelas (segitiganya).


Split lighting, cirinya adalah sebagian wajah berada dalam bayangan yang membelah wajah tepat di tengah, jenis pencahayaan ini biasanya digunakan pada pria atau untuk mendapatkan efek dramatis. Efek pencahayaan ini bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 90 derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari kira-kira sudah lewat kepala.

Butterfly lighting atau sering juga di sebut glamour atau kadang dikenal dengan Hollywood light pattern, pencahayaan ini membentuk bayangan sebeperti kupu-kupu di bawah hidung, biasanya digunakan untuk wanita dengan makeup yang sudah sempurna, artinya contour muka didapat dari penggunaan makeup dan bukan dari lighting. Untuk mendapatkan efek ini, posisikan subject berhadapan dengan matahari saat matahari berada di atas kepala. Gambar 15/15A memperlihatkan bayangan di bawah hidung yang membentuk kupu-kupu. Contour wajah yang terlihat dalam foto ini adalah hasil dari makeup yang dilakukan dan bukan dari efek cahaya.


Back Lighting, memberikan pencahayaan dari belakang hingga batas bagian belakang menjadi berkilau, back lighting biasanya digunakan untuk memisahkan subjek dengan Back Ground. Semakin rendah intensitas cahayanya maka akan semakin seimbang exposure yang terjadi antara BH dengan subjectnya. Gambar 16 memperlihatkan intensitas cahaya yang lebih tinggi daripada gambar 17.

Terlepas dari semua bahasan di atas, yang lebih utama alah kreatifitas fotografernya sendiri dalam memanfaatkan cahaya sebagai modal utama foto. Tulisan ini hanya berfungsi sebagai panduan, bahkan pengenalan bagi rekan-rekan yang baru terjun di dunia fotografi agar saat melakukan pemotretan lebih mempunyai landasan dan tidak sekedar jeprat-jepret saja. Semoga bermanfaat.
2010-05-06

Read more...

About This Blog

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP